Subscribe:

Pages

Monday, 20 June 2011

Kreativitas Butuh Ketekunan

Dari sekian banyak definisi mengenai kreativitas, saya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu hal atau melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh banyak orang. Selain itu, kreativitas juga harus berbuah manfaat, entah bagi orang lain maupun peradaban manusia.


Pada postingan saya kali ini, sedikit banyak saya akan bercerita mengenai seseorang yang menurut saya adalah orang yang kreatif. Orang itu tidak lain adalah salah satu teman yang pernah saya ceritakan dalam postingan saya yang awal, yaitu Ashlih, teman saya di SMAN 1 Depok.

Berikut profil teman saya ini:

Nama     : Ashlih Dameitry
TTL        : Depok, 19 Mei 1989
Kuliah     : Elektro ITB
Hobi       : Baca, Bola, Renang, Robot
Motto     : Menjadi bagian dalam pembuktian bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin

Ashlih(ketiga dari kiri) dan tim robotnya dari ITB



Apa hasil kreativitasnya? Media Indonesia menjelaskannya:
YOGYAKARTA--MICOM: Ashlih Dameitry mahasiswa ITB jurusan Teknik Elektro angkatan 2007 ini merupakan salah satu mahasiswa berprestasi internasional. Robot buatannya mampu berbicara di forum robot internasional.

April lalu, Ashlih meraih juara pertama dalam kompetisi International 2011 Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest and RoboWaiter Competition (TCFFHCRC), di Trinity College Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan Media Indonesia akhir pekan lalu di sela-sela kompetisi robot di Yogyakarta, Ashlih menjelaskan bahwa tidak hanya sekali saja dia mengikuti kompetisi robot di luar negeri.

Pengagum robot Ashimo ini selalu mendapat bagian sebagai juru mekanik dalam setiap kali mengikuti kompetisi robot. ''Sebetulnya robot dari tim ITb tahun lalu pernah mengikuti lomba di Amerika, tetapi saat itu kami kalah,'' ujar Ashlih yang juga menjadi guru les Fisika ini.

Belajar dari kekalahan tersebut, pada perlombaan yang digelar April lalu, tim ITB yang beranggotakan lima orang termasuk Ashlih, melakukan perbaikan, memperbarui, dan merawat robot hasil kreasi mereka. Perlu merogoh kocek Rp40 juta untuk menampilkan robot yang sempurna, baik dari segi perawatan, ide, maupun pembuatannya.

Robot berkaki dari Indonesia dinilai cukup bagus. ''Meskipun ada sedikit error, tapi bila dibandingkan dengan tim lain, kami yang paling baik,'' ujarnya bangga.

Padahal pesaingnya dari Portugal jauh lebih canggih karena dilengkapi ponsel dan navigasi. ''Kegagalannya robot Portugal gagal memadamkan api,'' ungkap Ashlih.

Dari kompetisi robot internasional itu, menurut Ashlih hasi karya mahasiswa Indonesia telah diakui dunia internasional. Dia berharap di masa mendatang akan semakin banyak kompetisi robot dilaksanakan di dalam maupun luar negeri. ''Kegiatan itu akan lebih memacu minat dan pengembangan robot ke arah lebih baik,'' pungkasnya. (FU/OL-10)
Kira-kira hari Kamis lalu (16/6) saya chating sama Ashlih, hal-hal berikut inilah yang membuat saya kagum dan semakin beranggapan bahwa dia adalah orang yang tidak hanya kreatif, tapi juga tekun dan visioner:
  1. Alasannya tertarik dan menekuni dunia robot ini adalah karena keyakinannya bahwa suatu saat robot akan menjadi sangat berkembang dan dibutuhkan oleh manusia. Banyak orang yang memiliki hobi, tapi tidak terlalu banyak yang memikirkan manfaat yang dihasilkan dari hobinya seperti Ashlih ini.
  2. Untuk bisa menghasilkan karya ini, dia sediakan waktu khusus untuk belajar sendiri, belajar dari kakak2 kelasnya, juga berdiskusi dengan mereka tentang robot. Jadi, wawasan mengenai  ilmu ini tidak terbatas pada apa yang telah ia dipelajari di perkuliahan, tapi dia kembangkan dengan belajar sendiri dan diskusi dengan orang lain yang lebih mumpuni.
  3. Robot yang menjadi juara ini telah dikembangkan selama tiga tahun oleh teman-temannya, dan di tahun kedua pengembangan tersebut, Ashlih turut bergabung dengan teman-temannya.
  4. Tidak hanya satu atau dua kali Ashlih dan teman-temannya mengikuti kontes atau lomba robot. Ternyata sebelum mengikuti lomba robot ini, dia telah mengikuti sebanyak lebih dari tujuh kali lomba robot. Dan kontes robot yang dimenangi ini merupakan lomba robot level Internasional pertama yang diikutinya (Practices Make Perfect).
Jadi, ternyata pemikiran-pemikiran kita yang kreatif itu tidak cukup hanya muncul sekilas saja, namun harus terus ditekuni agar mampu menghasilkan suatu karya yang bermanfaat buat orang lain. Klo dosen saya bilang, pikiran kreatif yang divergen itu pada akhirnya harus dipikirkan secara konvergen sehingga memberikan hasil ataupun manfaat yang maksimal.

Oke, mungkin itu sedikit yang bisa saya ceritakan mengenai sesosok manusia kreatif bernama Ashlih. Di bawah ini adalah gambar robot karyanya beserta timnya yang berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi International 2011 Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest and RoboWaiter Competition (TCFFHCRC), di Trinity College Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.
Semoga menginspirasi kita semua untuk lebih tekun..


Robot Sang Juara (lupa nanya namanya. hehe..)

0 comments:

Post a Comment